SELAMAT DATANG DI BLOG IKATAN PEMUDA CIKOLOTOK

Cara Membuat tulisan berjalan

Apa kabar para generasi muda harapan bangsa? hari ini kita mulai berbagi ilmu lagi yuk!!! kamu dah coba bikin blog? ato udah punya blog justru?? pengen nambah indah blog kamu?

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 09 November 2015

Sedjarah regentschap of Tjiandjoer

Hmm.. Kali ini Mimin dan momon pengen sedikit membahas tentang pengetahuan sejarah kota tercinta kita "Tjiandjoer" yang kini dibaca dengan ejaan baru Yakni kota Cianjur, yaitu salah satu kota di daerah Jawa Barat yang menjadi kota idaman, dan kota kelahiranku.. keadaan suatu kota yang terkenal dengan beras "Pandan Wangi" nya ini..Bagaimana sih keadaan kota Cianjur tempo dulu..
Selamat membaca....










Boepati Tjianjoer 1901
Boepati ini pasti seorang ningrat tinggi tapi namanya tidak diketahui siapa. Bupati (dari bahasa Sansekerta: bhûpati, "raja dunia") adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. 
Beliau pakai topi “kuluk” yang merupakan tanda pejabat tinggi. Sebagai seorang keturunan raja beliau pakai sarung dengan motif parang. Di dalam sarung beliau pakai celana berbahan sutra khas Gujarat (India) yang sangat mahal. Sepatunya gaya arab merupakan tanda agama Islam. Kancingnya tidak bisa tutup karena si bupati terlalu gemuk. Rombongannya terdiri dari tiga pria remaja pembawa senjata.





Boepati Tjianjoer 1901
Pangeran Raden Adipati Aria Prawiradiredja II memerintah Kebupaten Cianjur pada jaman 1861-1910. Istrinya Raden Ayu mempunyai rasa seni yang amat peka. Beliau mengerjakan seni batik dan seni tenun dengan sangat tekun. RAAP II punya 5 anak perempuan dan 1 laki-laki. Putra tersebut yang duduk paling kanan bernama Pangeran Aria Adipati Wiranatakusumah. Beliau menjadi bupati Cianjur pada jaman 1912-1920. Waktu foto ini dibuat, putri kesayangannya yang berdiri di belakang meja kanan baru menikah dengan cowok yang berdiri di sebelahnya. Menantu lain berdiri di belakang meja kiri.





Keluarga Sunda 1914

Kartupos diterbitkan oleh Tio Tek Hong ini dalam bahasa Belanda berjudul: “Groet uit de Preanger (Java) Soendaneesch huisgezin”. Bahasa Indonesianya: “Salam dari Priangan (Jawa) Keluarga Sunda”. Kartupos diambil dari foto yang dibuat di studio. Semuanya berpose untuk fotografer secara simetris. Potret memperlihatkan seorang ibu dengan 4 orang anaknya yaitu: 1 putra dan 3 putri. Selain itu juga terlihat seorang adik perempuannya dan seorang menantu laki-laki. Tentu saja keluarga ini adalah keluarga berada tetapi sayangnya keluarga ini tidak lengkap lagi. Kemungkinan suami dari ibunda tersayang sudah meninggal dunia.

Ibu dari keluarga ini duduk di posisi tengah diatas bangku. Karena kaki dari ibu tersebut tidak cukup panjang untuk menyentuh lantai maka dari itu dibawah kakinya ditaruh bantal. Ibu memakai sarung kebaya dan sepatu. Selain itu dia juga pakai perhiasan seperti gelang dan anting-anting. Di baris depan ada kedua anaknya yang paling muda. Si putra yang duduk bersila memakai sarung dan kemeja berkerah tinggi dan 2 kantong dada. Si putri yang duduk di bantal di sebelah kaki ibu memakai sarung kebaya bermotif bunga. Perhiasan yang dipakai dia adalah cincin, dua gelang dan anting-anting. Di baris paling belakang kita dapat melihat putri kedua. Dia memegang kipas dan bunga sebagai penghias rambut. Disebelahnya berdiri menantu laki-laki yang bertelinga kelelawar. Menurut orang Jawa orang yang mempunyai “kuping lowo” panjang umur. Dia memakai ikat kepala, sarung, kemeja berkerah tinggi. Di salah satu dari 2 kantongnya ditaruh hiasan “pochette” yaitu lipatan saputangan gaya Eropa yang mencuat di saku dada. Perutnya agak gendut maka dari itu kancingnya tidak bisa ditutup semua. Mereka semuanya berekspresi serius sekali kecuali si menantu yang lumayan santai. Istrinya adalah putri tertua yang duduk di sebelah kiri ibunya. Putri ini memegang tas tangan yang keren. Kebaya ditutupi dengan bros dan dihiasi dengan bunga. Dia juga pakai hiasan kalung, gelang dan anting-anting.




Truk Militer Belanda Terguling di Depan Kantor Kepala Desa Tjiherang Patjet (Ciherang Pacet) dulu sebelum pindah ketempat sekarang..




Salah sudut kota Cianjur setelah agresi militer Belanda ke 1 sekitar tahun 1947



Salah satu sudut kota Cianjur / Jalan Raya jaman dulu (mungkin sekarang Jl. Hos. Cokroaminoto/Mangunsarkoro)


Regent/Bupati Tjiandjoer sareng Garwa-na nuju naek kandaraan di payuneun bumi-na (ayeuna Pendopo) Taun 1920-an






Pembangunan Jalan Kereta Api di Cianjur tahun 1879, penjajah Belanda mengawasi rakyat yang sedang bekerja, baik dari atas bukit maupun dari bawah.




Masjid Agung Cianjur sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda.

Kereta Api sedang dalam perbaikan di Cianjur tahun 1981


Kantor POS Cianjur sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda.







Jalur menuju puncak,.dari bogor menuju cianjur tahun 1808




Jalur menuju puncak,.dari bogor menuju cianjur tahun 1808





Jalan Sianghay sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda. (Sekarang Perempatan antara Jl. Siti Jenab - Moch. Ali - Mangunsarkoro)

Istana Cipanas sekitar tahun 1880-an / jaman penjajahan Belanda.

Terminal Muka Tjiandjoer tahun 1974

Maen langlayangan di Cibodas taun 1933

Foto PERKESIT Cianjur saat melakukan pertandingan persahabatan di Lapangan Badak Putih sekitar tahun 1950

Alun Alun Kaum Cianjur sekitar tahun 1880



Tandu (alat transportasi jaman dulu yg pernah ada di Cianjur)








Foto PERKESIT Cianjur saat melakukan pertandingan persahabatan di Lapangan Badak Putih sekitar tahun 1950



Jalan di Cianjur sekitar tahun 1880, foto diambil dari sudut timur Alun-alun ke arah Pasar Bojongmeron (jika sekarang).

Para Pejabat Cianjur Tahun 1956-an, termasuk Para Anggota Dewan hasil Pemilu 1955.

RS Sayang (dulu di daerah Sayang Semper, sekarang Jl. Promoya Cianjur)

Pos Tjisokan (Cisokan) yang berada di Cianjur (sekarang jalan raya Ciranjang) antara tahun 1865 - 1870, pos ini adalah tempat perhentian dan untuk mengganti kuda dengan kuda yang masih segar, Pos-pos seperti ini berada disepanjang jalan setiap jarak 9 Km




Nah itu dia Cianjur Tempo Dulu, bagaimanakah kawan-kawan yang orang cianjur?? Sangat jauh beda bukan?? Di gambar no 4 itu, skarang sudah penuh dibangun dengan perumahan-perumahan elite yang menghabisi lahan hijau, bahkan daerah-daerah dikaki gunung pun sekarang sudah banyak dibangun sebagai perumahan-perumahan milik orang asing... Yang tetap berjaya di kabupaten cianjur itu yakni "ISTANA CIPANAS" dan "KEBUN RAYA CIBODAS"yang memang tidak ada perubahan sampai sekarang =D






Sumber :  http://syerlenputria.blogspot.com/2013/04/tjiandjoer-tempoe-doeloe-cianjur-tempo.html

Mainan Tradisional : Egrang

Kali ini Mimin sama momon pengen berbagi kenangan nih...
kalian tahu "egrang" khan? itu mainan tradisional khas Jawa Barat... 
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.

Terdapat beberapa jenis egrang, yakni:
  • Egrang pegangan
  • Egrang pasak
  • Egrang drywall
  • Egrang pegas
  • Egrang Modern
Sejarah Permainan Traditional Egrang
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh.
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.
Permainan Egrang sendiri sangat unik  karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentuk Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa  maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek.
Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm.
Pemain
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang.
Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7–15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter.
Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Dan, nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
egrang telah mengalami metamorfosa dalam bentuknya, banyak seniman dan kreator yang menginovasi egrang jadi berbagai bentuk...

saat ini egrang pun tidak hanya menjadi mainan anak-anak saja, bahkan sudah menjadi sebuah alternatif olahraga dan hobi. bahkan menjadi solusi dalam setiap kebutuhan.

Kali ini mimin dan momon ingin berbagi yang paling sederhana saja yaitu "Cara membuat Egrang Batok/Kaleng"




Cara membuat 'Egrang Batok/Kaleng' :
1. Siapkan 2 batok kelapa / Kaleng Bekas Susu yang sudah dibersihkan. Kemudian bentuk batok kelapa tersebut menjadi setengah lingkaran.(untuk Kaleng Cukup Bersihkan saja)
2. Lalu amplas batok kelapa tersebut agar halus dan bersih dari serabut kelapa.(untuk kaleng boleh ditambahkan pijakan dari kain atau busa)
3. Siapkan juga tali sebagai pengait antara 2 batok/kaleng tersebut. Pilih tali yang kuat dan tidak membuat sakit pemain 'Egrang Batok/kaleng'.
4. Lalu kaitkan batok/kaleng yg sdh dilubangi tersebut dengan tali. Ikatkan ujung tali pada batok/kaleng dan ikatkan ujung tali yang satunya pada batok/kaleng yang kedua.
Jadilah Egrang Batok/kaleng yang siap dimainkan.

Silahkan mencoba!!

5 Misteri Kutukan Nyata yang paling Aneh di Dunia

Ada beberapa kebetulan menakutkan di luar sana yang benar-benar sulit dijelaskan dengan nalar sehingga membuat kita bertanya-tanya. Benar atau tidak? berikut 5 Misteri Kutukan Nyata yang paling Aneh di Dunia dikutip dari berbagai sumber:
1. Nomor Telepon Terkutuk
Ponsel bisa menjadi kutukan untuk sejumlah alasan tertentu, dari pesan teks spam yang tak berakhir sampai ke bunyi dering di tengah-tengah pencurian permata. Tapi setidaknya, ponsel tidak dapat membunuh kamu.


Kecuali nomor 0888-888-888.
Nomor tersebut asalnya dikeluarkan di Bulgaria pada awal 2000an dan telah melewati beberapa tangan. Setiap orang yang memilikinya, mati. Nomor tersebut berasal dari Mobitel, sebuah perusahaan telepon di Bulgaria, dan sampai saat ini,

nomor tersebut telah mengambil 3 nyawa. Tahun 2001, pemilik asal sekaligus CEO Mobitel Vladimir Grashnov tewas oleh kanker. Nomor tersebut kemudian diberikan ke bos mafia bernama Konstantin Dimitrov,

yang tertembak mati ketika makan malam dengan seorang model pada tahun 2003. Terakhir, nomor ini sampai ke tangan usahawan bernama Konstantin Dishliev yang ditembak di luar sebuah restoran khas India di ibukota Bulgaris pada tahun 2005.

Kedua Konstantin tersebut adalah penjahat (yang pertama adalah bos mafia dan kedua adalah usahawan korup di perusahaan obat-obatan) dan kemungkinan dibunuh oleh orang Rusia yang tidak menyukai persaingan,
namun ada sesuatu yang menyeramkan tentang dua orang yang memiliki kesamaan nama ini dalam hal kesamaan jenis usaha yang keduanya mati dengan cara yang sama pada lokasi yang sama ketika membawa ponsel dengan nomor yang sama.
Sejak itu Mobiltel telah mencabut nomor tersebut tanpa pasti. Ketika ditanya tentang rangkaian peristiwa tersebut, perwakilan dari Mobiltel menjawab “Kami tidak punya komentar. Kami tidak akan membahas nomor orang.”
2. Pernikahan Terkutuk
Menikah adalah salah satu urusan terbesar dalam hampir semua kehidupan orang, dan biasanya wanita selalu ketakutan terhadap hal-hal kecil sampai acara pernikahan selesai Namun, berbeda dengan pernikahan terkutuk Maria Vittoria dal Pozzo, Putri della Cisterna ke-6 yang jauh,
jauh lebih buruk. Ketika pangeran Amedeo dari Savoy mengumumkan bahwa ia akan menikahi Maria, Raja Victor Emmanuel II dari Italia sangat tidak menyetujui pernikahan tersebut.

Untuk satu alasan, ia pikir anaknya yang tampan bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari wanita bangsawan” tersebut. Kedua, pilihan anak Raja Victor tersebut bukan keturunan kerajaan. Pada dasarnya, Raja Victor adalah seorang pria yang memiliki standar tinggi.
Meskipun demikian, Pangeran Amedeo I menikahi Putri Maria pada tanggal 30 Mei, 1867 di sebuah peristiwa yang bisa disebut sebagai pernikahan paling terkutuk di dalam catatan sejarah.
Di hari pernikahan, rombongan pengantin tersebut menemukan wanita yang bertanggung jawab untuk membuat pakaian sang Putri mati dengan memakai gaun pengantin tersebut. Maka, Maria yang percaya takhayul bersikeras untuk menikah dengan gaun yang berbeda.
Kemudian, ketika rombongan pengantin sedang dalam perjalanan dari istana menuju gereja, kolonel yang memimpin prosesi tersebut jatuh dari kudanya dan meninggal akibat sunstroke (serangan jantung yang disebabkan oleh sinar matahari).
Setelah mereka menemukan pengganti kolonel tersebut, rombongan tersebut terhenti lagi di gerbang istana, yang untuk alasan tertentu menolak untuk dibuka. Penjaga gerbang yang ditugaskan tergeletak mati tertutup oleh banyak darah.
Segera setelah pernikahan, pria terbaik memberi hormat kepada pasangan tersebut dengan menembak dirinya di kepala. Rombongan tersebut dengan cepat pergi ke stasiun kereta api, mungkin mereka ingin naik kereta untuk pergi keluar kota.
Pria yang menulis kontrak pernikahan pun mengalami “gangguan apopleksia,” pendarahan internal besar-besaran, biasanya dalam otak, yang hampir menyebabkan kematian. Setelah itu, kepala stasiun kereta api tersebut tertarik oleh kereta kuda pengantin.
Pada titik ini, Raja Victor Emmanuel II sadar bahwa pernikahan ini akan membebani dia dengan biaya pemakaman, dan memerintahkan agar tak seorang pun yang menggunakan kereta api dan malah berjalan kaki secara diam-diam kembali ke istana sebelum para dewa sadar bahwa ada orang lain yang lupa untuk dibunuh. Pembatalan tersebut berjalan sangat baik sekali sampai Pangeran dari Castiglione juga terseret di bawah kereta kuda pengantin.
Pangeran tersebut adalah yang terakhir tewas, namun pernikahan pembawa sial antara Maria Vittoria dal Pozzo dan Pangeran Amadeo I secara resmi tidak berakhir sampai sepuluh tahun kemudian ketika Putri Maria meninggal setelah komplikasi saat melahirkan pada usia 29.
3. Musisi Terkutuk
Meski kamu tidak mengenali istilah ini, “27 Club” (Klab 27) berkaitan dengan beberapa orang yang hampir pernah kamu dengar. Tahu Brian Jones, Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison dan Kurt Cobain? Kelima tokoh tersebut terkenal bukan hanya karena telah menjadi ikon generasi dan kebudayaan, namun mereka juga sama-sama terkenal karena telah memilih tewas di umur 27.

Jones tenggelam di sebuah kolam, Hendrix sesak nafas, Joplin over dosis heroin, Morrison kemungkinan sama dengan Joplin, dan Cobain menembak mukanya sendiri (Ok, mungkin Cobain sedikit licik dengan sengaja membunuh dirinya).
Namun, itu hanya 5 kasus yang paling terkenal. Nyatanya, ada 41 anggota dari apa yang disebut 27 Club, semuanya berawal dari Alexandre Levy, yang meninggal bulan Januari 1892. Kemudian Louis Chauvin, musisi ragtime, tewas tahun 1908 akibat Neurosyphillitic sclerosis.
Dan kemudian ada Robert Johnson, pria yang dipercaya sebagai penemu blues, yang tewas pada usia 27 tahun 1938. Ada cerita legenda bahwa Johnson menjual jiwanya kepada Setan atau kita sebut saja Devil agar bisa menciptakan musik hebat, jadi mungkin Devil tersebut menganggap usia 27 adalah usia yang tepat untuk diambil.
Orang yang paling baru dalam daftar 27 Club, musisi asal Zambia bernama Lily Tembo, tewas bulan September 2009. Sepertinya ada sesuatu seperti garis perak bagi semua kejadian tersebut dimana para bintang ini tidak dapat hidup cukup lama.
4. Makam Terkutuk
Tentu saja, jika kamu ingin cerita kutukan tentang mumi berukuran besar, kamu perlu sejarah yang benar-benar mengerikan seperti makam terkutuk Timur. Timur (8 April 1336 – 18 Februari 1405), dikenal sebagai Tamerlane, adalah seorang penakluk wilayah Asia Barat, Selatan dan Tengah dari Turki, dan pendiri dinasti Timurid (1370–1405) di Asia Tengah, dan kakek yang sangat-sangat agung dari Babur, pendiri Dinasti Mughal, yang bertahan sebagai Kekaisaran Mughal di India sampai 1857.

Setelah mendapatkan gelar Raja Agung (Great Khan) tahun 1369, Timur meluncurkan sebuah kampanye mengerikan dari Persia ke Rusia Selatan Timur yang bisa membuat kakek Genghis bangga membuat piramida dari 70 ribu tengkorak manusia di India Utara, kemungkinan karena ia lelah membawa semua mayat.
Ketika Timur tewas tahun 1405, ia dikebumikan di kompleks Gur-e Amir di Samarkand, Uzbekistan. Sebuah lempeng giok hijau megah yang pernah digunakan sebagai singgasana Kabek Khan
ditempatkan di sekitar makam
Timur dan ditutup dengan tulisan Arab tentang betapa mengagumkannya orang Mongol ini, dan, untuk memastikan tidak ada orang yang mengganggu mayat Timur ini, kata-kata “Ketika Aku bangkit dari kubur, dunia akan bergetar”, mengingatkan kita dengan ramalan Vigo di film Ghostbusters II.
Cukup pasti, tahun 1941, Stalin mengutus ahli arkeologi Mikhail Mikhaylovich Gerasimov untuk menggali kuburan Timur. Ingat tentang terobosan-terobosan arkeologis di Tanis dan Iskenderun?
Menurut Kaumov, para orang tua Uzbek setempat sangat marah terhadap penggalian tersebut: “Para orang tua ini menunjukkan kami sebuah buku yang berkata bahwa makam Timur tidak boleh dibuka, karena bisa memicu peperangan.
Saat itu saya masih muda dan tidak terlalu bijak. Saya tidak terlalu memperhatikan kejadian tersebut. Pada tanggal 21 Juni kami membongkar tengkorak Timur. Kemudian, tanggal 22 Juni perang dengan Jerman dimulai.”
Dengan kata lain, kurang dari 24 jam setelah membuka kuburan yang mengancam akan “membuat dunia bergetar” apabila terganggu, para tentara Stalin melihat Hitler meluncurkan Operasi Barbarossa: serangan paling terbesar dan paling brutal di Perang Dunia II.
Setelah kehilangan jutaan tentara dan warga Soviet, orang-orang Rusia tersebut akhirnya mengembalikan Timur ke makamnya dengan tata cara pemakaman Islami sepenuhnya tanggal 20 Desember 1942.
Pada waktu yang sama di sisi lawan negara tersebut, Operasi Badai Musim Dingin (Operation Winter Storm), upaya terakhir Jerman untuk lari dari penghancuran di Stalingrad,
gagal. Peringatan bagi pembaca agar menjauh dari makam Timur. Dan kirimkan beberapa bunga ke arkeologis yang memiliki gagasan brilian untuk mengembalikan peninggalan-peninggalan Timur pada waktu yang tepat sehingga mencegah Nazi memenangkan Perang Dunia II. Siapa pun itu.

5. Manusia Es Terkutuk
Oetzi, atau manusia es, begitulah ia dikenal, ditemukan di Puncak Gunung antara Austria dan Italia pada tahun 1991. Selama 13 tahun selanjutnya, tujuh orang yang berhubungan dengan temuannnya, tewas. Dalam beberapa kasus, kematian mereka tampak seperti kematian biasa, namun empat kematian di antaranya cukup ganjil atau mengenaskan.

Kematian pertama terjadi tahun 1992 ketika Rainer Henn, ahli patologi forensik yang menyimpan Oetzi ke dalam sebuah kantung mayat dengan tangan telanjangnya, tewas akibat tabrakan mobil dalam perjalanan menuju sebuah konferensi dunia untuk membahas Manusia Es tersebut.
Berikutnya, Kurt Fritz, pemandu gunung yang mengantarkan Henn ke Oetzi, dan yang membuka wajah Oetzi, tewas tertimbun tanah longsor. Orang nomor tiga, yang mem-film-kan penemuan Oetzi, meninggal akibat tumor otak.
Daftar korban semakin menyeramkan: Helmut Simon, yang dengan istrinya adalah orang yang pertama kali menemukan Manusia Es tersebut, menghilang selama 8 hari pada tahun 2004.
Ketika tubuhnya ditemukan wajahnya menunduk di dalam tumpukan es, dimana ia telah jatuh dari karang terjal setinggi 300 kaki. Dieter Warnecke, kepala tim penyelamatan yang menemukan Helmut, tewas akibat serangan jantung satu sjam setelah penguburan Helmut.
Pria nomor enam, Konrad Spindler, meninggal akibat komplikasi yang disebabkan oleh Multiple Sclerosis enam bulan setelah kutipannya disebarkan “Menurut saya, kejadian ini hanya sampah. Ini hanya buatan media saja. Anda akan mengatakan bahwa sayalah korban selanjutnya.”
Yang ketujuh dan yang terakhir (sejauh ini) adalah tahun 2005: Tom Loy, seorang ilmuwan yang menemukan darah manusia pada pakaian dan senjata Oetzi, meninggal akibat penyakit darah turunan. Kejadian ini biasanya dianggap tidak lebih dari kematian
alami tetapi tidak apabila melihat kenyataan bahwa ia didiagnosa pada tahun 1992, satu tahun setelah mulai bekerja dengan Manusia Es tersebut. Bukti menunjukkan bahwa Manusia Es mengalami akhir yang kejam, ditembak dengan sebuah anak panah sebelum kepalanya tertampar keras. Jadi pada dasarnya, Oetzi adalah korban pembunuhan klasik yang tertinggal di pegunungan sehingga menjadi mumi di sebuah kuburan.